Microsoft bekerja sama dengan Arkane Studios merilis sebuah game baru yaitu Redfall. Sejak pertama kali diumumkan tentang proyeknya, pihak studio pengembang menjanjikan sesuatu yang luar biasa. Game ini tampak seperti game besutan Arkane Studios lainnya, yaitu Dishonored dan Prey. Resmi dirilis pada 2 Mei kemarin, Redfall sebenarnya adalah game yang cukup menyenangkan. Hanya saja ada cukup banyak masalah dan hal negatif yang kemudian muncul dari game ini. Namun bukan berarti tidak ada hal yang positif dari game ini. Nah untuk selengkapnya, mari kita review Redfall secara mendalam.
Alur Cerita Yang Menarik
Sejak awal gamenya, kita dihadirkan sebuah alur cerita tentang asal-usul kota Redfall yang harus mengalami kejadian mengerikan. Kota tersebut diserang oleh pasukan vampir misterius. Ternyata, ada cerita yang cukup menyedihkan dan juga nahas di balik itu semua. Apa yang terjadi di kota Redfall berkaitan dengan sosok karakter bernama Young Woman. Suaranya menghiasi setiap level yang kita jalankan sambil juga memberikan penjelasan apa yang terjadi.
Ternyata, Young Woman tersebut bertanggung jawab atas kemunculan para vampir di mana sebuah perusahaan obat bernama Aveum berjanji hendak membuat sebuah obat yang bisa menyembuhkan semua penyakit. Namun, mereka membutuhkan darah dari gadis misterius tersebut. Perusahaan Aveum kemudian berusaha untuk memancing wanita tersebut dengan mengatakan bahwa mereka akan membantu masyarakat Redfall dengan obat-obat mereka.
Namun, syarat utamanya adalah gadis atau wanita tersebut harus mau bekerja sama dengan pihak Aveum. Wanita tersebut pun akhirnya setuju. Namun, sayangnya, yang terjadi justru perubahan besar-besaran di kota tersebut di mana seluruh penduduk berubah menjadi vampir. Dari sisi plot sendiri, menurut penulis Redfall berhasil menghadirkan sebuah cerita yang cukup menarik.
Menggabungkan unsur horror dan magis dengan cerita cukup menarik menjadi poin plus dari game ini. Ada kurang lebih 16 chapter yang bisa gamers mainkan untuk menyelesaikan ceritanya. Yang menarik adalah Redfall menghadirkan dua misi “utama” yaitu ‘Dead in the Water’ dan ‘The Black Sun.’ Dua misi tersebut adalah chapter awal dan akhir. Di tengah-tengah permainan akan ada sub misi atau misi yang bisa dipilih oleh gamers untuk dimainkan.
Untuk menyelesaikan seluruh misinya mungkin gamers butuh waktu yang cukup lama, meskipun dalam mode daylight atau easy. Di sisi lain, menyelesaikan seluruh misinya juga bisa membuat gamers bosan dengan permainannya yang mungkin terkesan repetitif. Meskipun begitu, menyelesaikan Side Mission tersebut juga rasanya tidak salah karena alur ceritanya sendiri menarik untuk diikuti.
Kualitas Grafis dan Atmosfer
Dengan menggabungkan elemen horror dan magis, atmosfer yang dihadirkan oleh Redfall bisa dibilang cukup mencekam. Atmosfer dari environment di setiap levelnya dirasa mampu untuk menghadirkan adrenalin dengan nuansa gelap dan juga menyeramkan. Namun, memang, yang perlu menjadi catatan adalah atmosfer yang dibangun di game ini tidak lebih gelap dan mengerikan dan mencekam game horror lainnya. Sehingga, menurut penulis, untuk gamers yang kurang suka genre horror masih bisa memainkan game ini.
Kualitas grafis dari game Redfall mungkin adalah salah satu poin negatif yang muncul dari gamenya. Gamer yang senang akan kualitas grafis current-gen mungkin akan kecewa dengan apa yang disuguhkan oleh Redfall. Pasalnya, game ini tidak dihadirkan dalam mode 60 fps. Arkane Studios menghadirkan kualitas grafis Redfall di angka 30 fps. Sehingga, kesan yang penulis rasakan saat memainkan game ini di Xbox Series S adalah Redfall seolah game yang berasal dari era 2010 bukan game generasi saat ini.
Ini tentunya sangat disayangkan mengingat game-game besutan Arkane Studios lain memiliki kualitas grafis yang jauh lebih baik dari game Redfall. Meskipun begitu, sisi positif dari hal ini adalah kinerja dari console mungkin tidak akan terlalu berat karena tidak perlu menghadirkan kualitas grafis yang maksimal. Dengan begitu, gamers tidak akan merasakan stutter atau hal semacamnya. Tetapi, movement dari karakter atau pun enviroment di setiap level akan terasa “murah” dengan kualitas tersebut.
Gameplay Yang Kurang Maksimal
Saat pertama kali memainkan game ini, bisa dipastikan kalian akan merasakan feel yang sama seperti memainkan game Left 4 Dead. Hal ini wajar, karena memang dari konsep gameplaynya Arkane Studios seolah ingin menghadirkan elemen yang sama dari game Left 4 Dead di game Redfall. Misalnya, konsep first-person shooter dengan tema horror. Kemudian, Redfall juga menghadirkan konsep co-op dengan empat karakter utama yang bisa dipilih dengan kemampuan magis yang berbeda.
Sehingga, kesan yang dihadirkan untuk Redfall adalah sebuah game yang merupakan gabungan dari Left 4 Dead dan game Arkane Studios lain. Sebenarnya, hal tersebut tidak salah hanya saja bagaimana kemudian Arkane Studios mengemas semuanya dirasa kurang maksimal. Selain dari konsep gamenya, gameplay lainnya yang juga jadi sorotan adalah kualitas dan kemampuan AI dari musuh yang dihadapi. Dalam ceritanya, gamers akan menghadapi dua jenis musuh; yaitu vampir dan manusia.
Ketika gamers menghadapi para vampir, movement dari AI para vampir akan terasa biasa saja dan tidak ada yang istimewa. Hanya saja, kembali, movement yang dihadirkan seolah bukan berasal dari game current-gen melainkan dari game era 2010. Tapi yang paling terasa mengecewakan dari AI musuh adalah ketika kita berhadapan dengan para manusia. Kemampuan mereka seolah tidak dihadirkan secara maksimal sehingga kurang begitu memberikan tantangan kepada para pemain.
Selain masalah AI dari musuh, ada banyak bug yang muncul di game ini. Contoh dari bug yang muncul dalam gamenya adalah ketika para vampir yang ada di sekitar gamers tiba-tiba menyerang. Padahal, seharusnya ketika musuh melihat keberadaan kalian mereka akan terlebih dahulu memunculkan tanda atau petunjuk. Selain itu, keberadaan mereka juga terkadang tidak terlihat.
Worldbuilding Yang Kurang Menarik
Menurut penulis worldbuilding yang disuguhkan dalam game redfall bisa dibilang kurang menarik. Kota Redfall seolah ingin dihadirkan seperti Racoon City atau Silent Hill. Namun, yang kemudian terjadi adalah Arkane Studios justru kurang berhasil melakukan hal tersebut. Hampir tidak ada yang menarik atau ikonik dari dunia atau tempat-tempat yang dihadirkan dalam gamenya. Kita seolah tidak bisa menikmati atau merasakan suasana dari kota Redfall dan hanya menghadirkan kesan “numpang lewat” di setiap misinya.
Sebenarnya, Redfall memberikan opsi yang leluasa kepada para pemain untuk kemudian mengeksplor dunia tersebut. Bahkan, di misi pertama diperlihatkan bagaimana gamers bisa memilih tiga cara untuk membebaskan Fire Station dari serbuan vampir. Menghadirkan elemen open-world juga coba dihadirkan oleh Arkane Studios di game Redfall, yang sayangnya dunia yang dihadirkan justru kurang menarik. Dan terkadang, justru ini juga yang membuat gamer kesulitan dan kebingungan.
Ketika gamers harus menjalankan sebuah misi atau objektif kalian akan merasakan bagaimana gamenya kurang memberikan petunjuk di dalam gamenya. Meskipun mungkin kita bisa mengakses map, namun tanpa petunjuk yang lengkap hal ini tentu akan sangat menyulitkan bahkan di level easy sekali pun. Buat sebagian gamers hal ini tentunya akan terasa sangat menganggu dan bagi sebagian lainnya ini akan jadi momen untuk mengeksplor sebuah wilayah di setiap misinya. Tetapi, kembali, jangan berekspektasi lebih karena memang tidak ada banyak yang bisa dieksplor dari kota Redfall itu sendiri.
Kesimpulan
Demikian adalah review untuk game Redfall. Secara kesimpulan, ada banyak hal yang jadi masalah atau jadi perhatian dari gamenya. Mulai dari kualitas AI yang buruk dan kurang maksimal, worldbuilding yang tidak menarik, dan tentunya banyaknya bug yang menganggu permainan.
Yang juga jadi perhatian adalah bagaimana harga dari game ini. Redfall sendiri dibanderol dengan harga yang setara dengan game AAA lain seperti Forza Motorsport. Tetapi, dengan semua hal dan kualitas yang disuguhkan dalam gamenya harga yang ditawarkan terlalu mahal. Salah satu dari sedikit hal yang mungkin bisa dinikmati dari game ini adalah alur cerita yang cukup menarik dan atmosfer dari environment yang cukup apik.
The Review
Redfall
Saat pertama kali diumumkan, sebenarnya Redfall berhasil merebut perhatian para penggemar. Di atas kertas, semuanya terlihat menarik dan layak untuk dimainkan. Namun, ketika kemudian gamenya resmi dirilis yang terjadi justru semuanya tidak sesuai dengan ekspektasi. Seperti yang dibahas di atas, ada banyak hal yang jadi masalah atau jadi perhatian dari gamenya. Mulai dari kualitas AI yang buruk dan kurang maksimal, worldbuilding yang tidak menarik, dan tentunya banyaknya bug yang menganggu permainan.
PROS
- Alur Cerita Cukup Menarik
- Atmosfir yang Mengasyikan
- Pilihan Senjata Cukup Banyak dan Menarik
CONS
- Hanya Tersedia Mode 30 fps
- Worldbuilding Kurang Menarik
- AI Musuh Tidak Maksimal
- Terlalu Banyak Bug
- Grafis yang Out of Date