Sumeru merupakan wilayah yang menjadi tujuan selanjutnya dari pemain Genshin Impact setelah menyelesaikan petualangan di Inazuma. Traveler nantinya akan mencari kembarannya, sekaligus mengungkap misteri yang terjadi dalam Sumeru. Untuk membuka wilayah Sumeru di Genshin, Traveler cukup menuju ke bagian paling kiri dari map dan melakukan teleportasi ke dekat area The Chasm Liyue. Lalu pergilah ke empat Statue of the Seven agar map Sumeru terbuka sepenuhnya. Sumeru dikenal sebagai tanah cendekiawan, pengetahuan, dan dewa kebijaksanaan Dendro archon, Lesser Lord Kusanali. Sumeru sendiri memiliki beberapa fakta menarik. Lantas apa saja?
Arti Nama Sumeru
Sebenarnya setiap wilayah di Genshin Impact memiliki arti masing-masing. Contohnya Mondstadt yang memiliki arti kota bulan, dan Liyue yang berarti sinar bulan. Nah untuk wilayah Sumeru, namanya sendiri merujuk kepada sebuah gunung yang dianggap suci oleh orang-orang Hindu dan Budha. Menariknya, ada beberapa penggemar yang juga mengatakan bahwa Sumeru juga memiliki arti Dewa Siwa, yang dianggap sebagai salah satu dari Trimurti dalam ajaran agama Hindu. Sumeru sendiri mengadopsi budaya SWANA atau Asia Selatan. Dan ketika pemain menginjakkan kaki di Sumeru, kita akan disuguhkan dengan musik yang khas, dan desain arsitektur yang memperjelas budaya yang ditampilkan.
Wilayah Terbesar
Menariknya nih Geeks, Sumeru menjadi wilayah terbesar yang dihadirkan di Genshin Impact. Sumeru berhasil menggeser posisi Liyue yang sebelumnya menjadi wilayah daratan terbesar. Wilayah Sumeru juga dibagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian hutan dan padang pasir. Tentu saja kedua bagian tersebut sangat kontras. Mungkin saking luasnya, wajar jika dahulu Sumeru pernah diperintah oleh 3 penguasa sekaligus yaitu Goddess of Flower, King Deshret, dan Greater Lord Rukkhadevata. Untuk Goddes of Flower, dia disebutkan meninggal, sementara King Deshret disebutkan mengorbankan nyawa untuk mengusir ilmu pengetahuan terlarang.
Pohon Kehidupan
Well, mungkin Pohon Kehidupan alias Tree of Life sudah kita temui di beberapa franchise, dan ternyata Genshin Impact juga meneruskan hal yang sama. Dalam Genshin Impact, pohon kehidupan diberi nama Irminsul yang menjadi bagian penting dalam kehidupan Teyvat. Saking pentingnya, Rukkhadevata saat itu sampai tidak ikut dalam Cataclysm 500 tahun lalu karena dia harus menjadi si Pohon Kehidupan ini dari kerusakan yang disebabkan oleh ilmu terlarang yang di bawa King Deshret. Nah konsep itulah yang digunakan kota Sumeru, di mana kota tersebut di bangun di atas pohon raksasa yang sangat kokoh bernama Divine Tree.
Ada Festival Besar
Ada sebuah festival besar yang sering diadakan di Sumeru, dan mungkin ini satu-satunya festival yang diadakan yaitu Sabzerus Festival. Goddess of Flower lah yang pertama kali menginisiasi festival ini, di mana untuk merayakan ulang tahun Rukkhadevata. Namun setelah Goddess of Flower meninggal, festival ini sudah tidak pernah dirayakan lagi dalam skala besar, hingga akhirnya Sage Akademiya melarang sepenuhnya festival ini. Sage Akademiya menganggap bahwa siapun yang merayakan festival ini, maka itu sama seperti mengakui Lesser Lord Kusanali sebagai Archon baru dan mengkonfirmasi matinya Rukkhadevata.
Eremite yang Berbeda
Dalam Sumeru, ada Eremite yang unik dan berbeda dengan musuh-musuh lainnya dalam dalam Teyvat. Tidak seperti Fatui dan Treasure Hoarder yang biasanya hanya terlihat duduk dan bersiaga santai, Eremite terlihat lebih normal karena mereka melakukan aktivitas seperti manusia pada umumnya. Contohnya adalah Eremite laki-laki yang terlihat tengah memainkan kartu atau sekedar duduk biasa. Dan adalagi Eremite perempuan yang terlihat tengah menari. Tentunya perbedaan itu justru yang menjadikan Eremite di Sumeru menjadi menarik.
Itulah dia beberapa fakta menarik tentang wilayah Sumeru dalam Genshin Impact. Tempat tersebut memang menyimpan keindahannya yang khas, juga beberapa sejarah yang menarik untuk kita simak.